Text
Indonesia dan keamanan kontemporer di Asia Tenggara
La Ode Muhammad Fathun (LOMF): Menurut saya kita harus pahami dulu apa itu geopilitik. Geopolitik merupakan representasi dari dua hal yakni physical feature dan political behaviour. Kebijakan geopolitik suatu negara datang dqri pemaknaan lokasi atau bentuk negaranya. Dalam kaidah geopolitik ada banyak bentuk negara salah satunya adalah Costal state dan archipilago state. Di Asia Tenggara kondisi geopilitik bervariasi. Kalau kita maknai geopolitik ini adalah wilayah laut maka kita menggunakan mahzab blue school. Hal yang harus diperhatikan dalam pemaknaan geopolitik adalah Postur, Kultur dan struktur. Mengukur juga variabel ini di Asia Tenggara dalam konteks postur maka ada beberapa negara yang merupakan negara kepulauan dan negara pantai. Konsekuensinya adalah perumusan kebijakan luar negeri. Memang benar hak dan kewajiban negara pulau dan negara pantai berbeda namun orientasinya dalam yakni mengelola laut, mengontrol laut dan menjaga laut.
Di Asia Tenggara dalam variabel ini terjadi perbedaan makna konsekuensinya adalah konflik yang terjadi di Asia Tenggara sudah menua terkhusus wilayah laut. Konflik yang terjadi di antara sesama negara diwilayah Asia tenggara misalnya Indonesia Malaysia, Indonesia Singapura, dan beberapa konflik lain adalah tantangan geopolitik maritim di Asia Tenggara. Konsekuensi lainya adalah pemkanaan dalam postur sebagai negara kepualauan dan negara pantai menimbulkan juga konflik inter regional dimana melibatkan Tiongkok di wilayah Laut Tiongkok Selatan dengan negara- negara Asia Tenggara. Lebih lanjut, konflik yang melibatkan aktor di luar kawasan Asia Tenggara seperti AS dan Rusia. Asia Tenggara menjadi wilayah yang menarik untuk di perebutkan dan dikuasai. Satu pendapat dalam blue school adalah siapa yang menguasai Asia Pasifik kedepan maka akan menguasai dunia. Namun menarikanya bercerita tentang faktor kedua yakni kultur, karakter negara Asia Tenggara selalau mengutamakan logika harmonisasi dalam penyelesaian masalah.
Asia Tenggara yang secara kultur juga banyak didiami oleh orang-orang melayu, dimana orang melayu selalu menggunakan berkomunikasi dengan hati. Akibatnya setiap masalah di Asia Tenggara selalu menggunakan penedekatan komunikasi, negosiasi yang masuk dalam strategi Diplomacy activities. Selain itu dalam konteks struktur yang selalu bernuansa kebijakan negara-negara Asia Tenggara selalu menggunakan logika harmoniasi atau logika kesesuaian sehingga kebijakan yang lahir dari setiap negara terutama konflik geopolitik selalu diselesaikan baik konteks bilateral maupun regional. Namun saat ini ASEAN terlalu fokus penyelesaain konflik tersebut dalam forum-forum seperti ASEAN Regional Forum (ARF) padahal Asia Tenggara yang kemudian dikatakan sebagai ASEAN memiliki Asean Institute of Peace and reconciliation (AIPR).
Judul Seri | - |
---|---|
No. Panggil | 327.109598 IND |
Penerbit | Yogyakarta : Suluh Media., 2018 |
Deskripsi Fisik | xx, 172 hlm. : ilus. ; 24 cm |
Bahasa |
Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-602-5879-46-3 |
Klasifikasi | 327.109598 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Ed. 1, Cet. 1 |
Subjek | |
Info Detail Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | laode Muhamad Fathun |
Tidak tersedia versi lain