Text
Agribisnis kakao
Kebutuhan kakao terutama di industri makanan, kosmetik, dan farmasi membuat kakao tak pernah kehilangan pasar, terutama di skala global. Sebagai produk perdagangan internasional, harga kakao ditentukan melalui bursa terminal London dan New York. Kakao yang merupakan tanaman yang pertama kali ditemukan di belantara hutan Amerika Tengah di antara Sungai Orrinocco dan Panama sangat adaptif untuk tumbuh di beberapa daratan di Indonesia. Komoditas subsektor perkebunan ini menjadi penyumbang devisa terbesar ketiga dunia setelah karet dan sawit. Negara tujuan ekspor biji kakao Indonesia didominasi negara-negara Eropa, terutama di Swiss, Belanda, dan Jerman yang merupakan pusat industri pengolahan kakao terbesar dunia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan daya saing kakao Indonesia adalah program sertifikasi kakao sesuai dengan standar pasar internasional. Tujuan mendasar dari program sertifikasi yakni meyakinkan pasar atau konsumen terkait kemurnian dan keaslian biji kakao, kualitas, keamanan, atribut sosial dan juga lingkungan dengan pemenuhan standar akuntabilitas, kelayakan produksi dan juga sustainabilitas. Petani tentunya membutuhkan dukungan sumber daya modal, peningkatan kualitas SDM, dan juga penyediaan infrastruktur yang memadai. Swisscontact melalui program kemitraan menerapkan konsep kakao berkelanjutan, yaitu SCPP (Sustainable Cocoa Production Program).
Judul Seri | - |
---|---|
No. Panggil | 663.92 AGR |
Penerbit | Yogyakarta : Deepublish., 2020 |
Deskripsi Fisik | x, 253 hlm. : ilus. ; 20 cm |
Bahasa |
Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-623-02-1970-2 |
Klasifikasi | 663.92 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cet. 1 |
Subjek | |
Info Detail Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Ikawati Karim |
Tidak tersedia versi lain