Text
Kenangan-kenanganku di Malaya
Begitu mendalam cinta Hamka kepada umat dan bumi Melayu sehingga ketika Tanah Melayu mencapai kemerdekaan pada tahun 1957, Hamka ikut menyambutnya dengan penuh rasa terharu. Dengan penuh semangat diserunya nama Hang Tuah, ” Hai Hang Tuah! Terbuktilah sekarang apa yang pernah engkau katakan: Bahawa Melayu tidak akan hilang dari dunia!”
Sempena saat bersejarah itu Hamka mencurahkan rasanya dalam buku Kenangan-Kenanganku di Malaya (1957) yang merakamkan pelbagai aspek sejarah Melayu, pengalaman pribadi, rasa keakraban dan harapannya. Sebagai putra Melayu, yang dekat dengan Malaya dan Indonesia, Hamka mengikuti perkataan Rasulullah saw dalam mendefinisikan siapa gerangan bangsa Melayu. Baginya, bangsa Melayu ialah mereka berbicara dengan bahasa Melayu. Dalam buku ini Hamka menuliskan petuah-petuahnya pada Malaya yang diikhtisarkan dari perjalanan sang kakak, Indonesia, yang telah merdeka terlebih dahulu. Bukan kisah pengembaraan semata. Perkara utama yang Hamka bahas dalam buku ini ialah perkara pokok tentang kebangsaan, yaitu antara lain:
- Bahasa Melayu sebagai akar rumpun bahasa Indonesia dan Malaya,
- Kejayaan sekaligus kemerosotan moral manusia karena keserakahan dan hawa nafsu,
- Sikap adu domba yang memecah belah persatuan bangsa,
- Perjuangan kerajaan-kerajaan Nusantara dalam melawan penjajahan
- Membahas topik kebangsaan Melayu dan Indonesia dari perspektif sumber utama sebagai pelakon sejarah. Posisi Hamka yang dipercaya dan dihormati di kedua negara tersebut pada masa itu.
Judul Seri | - |
---|---|
No. Panggil | 808.8023 HAM k |
Penerbit | Jakarta : Gema Insani.., 2022 |
Deskripsi Fisik | viii, 208 hlm. : ilus. ; 21 cm |
Bahasa |
Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-623-458-018-1 |
Klasifikasi | 808.8023 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cet. 1 |
Subjek | |
Info Detail Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Hamka |
Tidak tersedia versi lain